Tak seindah khayalan
Kian hari
semakin banyak kaum muslimin yang tergerak hatinya untuk mempelajari bahasa arab
dengan beragam motif di belakangnya, namun motivasi yang paling banyak
menggerakkan hati pembelajar bahasa arab kiranya adalah motifasi diniyah
(keagamaan). Demi mempermudah dirinya memahami agama islam yang sumber hukumnya
berasal dari Al-Qur'an dan Al-Hadits yang keduanya berbahasa arab, dan
penjelasan keduanya mula-mula ditulis oeh para ulama dengan bahasa arab,
maka berbondong-bondong manusia mendatangi lembaga-lembaga yang mengajarkan
bahasa arab.
Namun setibanya
di kelas, banyak yang mendapati bahwa bahasa arab tidaklah semudah yang
mereka bayangkan, hingga akhirnya ketika satu bulan KBM berlalu; satu
persatu pembelajar itupun tumbang dan mengibarkan bendera putih. Tak jarang
pula yang mungkin beranggapan "Ah, ternyata lebih mudah belajar Bahasa Inggris daripada belajar Bahasa Arab".
Nah,
pertanyaannya; "Benarkah ada bahasa yang mudah dan ada bahasa yang
sulit?", jawabannya: "Tidak". Jadi tidak benar ada satu bahasa lebih
mudah dari bahasa lain atau satu bahasa lebih sulit dari bahasa lain, secara
asal semua bahasa sama.
Lalu apa yang
membuat suatu bahasa nampak lebih sulit dipelajari? Kiranya ada dua sebab;
1.
Sedikitnya kemiripan antara bahasa ibu dengan bahasa baru yang sedang
dipelajari,
2. Sedikitnya upaya untuk mempraktekkan dan mengerjakan latihan
bahasa kedua.
#Kemiripan kosa kata dan struktur kalimat
pada dua bahasa sangatlah memudahkan pembelajar untuk menguasai bahasa baru,
contoh; bagi orang Jawa Tengah dan Jawa Timur mungkin Bahasa Minang akan terasa
lebih sulit jika dibandingkan dengan Bahasa Sunda. Karena Bahasa Jawa dan Bahasa Minang sangat jauh berbeda, sedangkan kosa kata Bahasa Jawa Alus
(Kromo Inggil) banyak kemiripan dengan Bahasa Sunda yang halus.
*Maka seharusnya Bahasa Arab tidaklah
sulit bagi orang indonesia, karena banyak sekali kosa-kata bahasa Indonesia yang ada dalam Bahasa Arab, seperti; kursi, masjid, madrasah,
waktu, kitab, musyawarah, ilmu, akad, akal, insan, hakim, bakhi, khas, khatul
istiwa, ziarah, daftar, jenis, kabar, dll.
#Bahasa adalah praktek. Dan
mengumpulkan ilmu tanpa diterapkan adalah sebuah kesia-siaan, terutama ilmu
bahasa; seperti otak yang katanya bila jarang diasah maka akan tumpul.
Bila memang anda mencintai bahasa arab maka setiap berhadapan dengan lawan bicara
yang mengerti bahasa arab; anda akan mengajaknya berkomunikasi dengan
bahasa arab (semampunya).
مَنْ أَحَبَّ شَيْئًا
أَكْثَرَ مِنْ ذِكْرِهِ
bila seseorang menyukasi sesuatu maka dia
akan sering menyebutnya..
*Pakailah bahasa arab yang sudah anda ketahui
meski harus dicampur dengan Bahasa Indonesia, misal; "Zaujati, uriidu
minum qohwah".
-----
Kesulitan itu
untuk dihadapi, bukan untuk dihindari, karena kemanapun anda pergi;
selalu akan ada kesulitan yang menghampiri.
Tugas anda
mencari solusi dan menemukan kunci yang membuka pintu kemudahan bagi anda
menguasai bahasa yang nampak sukar itu.
When there is a
will; there is a way!
Kesulitan bukan untuk dicari, tapi kalau
kesulitan sudah ditemui maka jangan ditinggal lari.
Karena bisa jadi anda berhenti berjuang
saat kesuksesan hampir diraih.
Komentar
Posting Komentar