Jangan beri aku ikan

           Saya akan lebih bahagia bila diberi pekerjaan yang bisa menghasilkan lima juta setiap bulan daripada mendapat hadiah 100 juta dalam sebuah perlombaan. Karena yang lebih kecil tapi terus berlanjut lebih baik dibanding yang besar tapi hanya satu kali. Dalam pepatah arabnya disebut:
القليل المستمر خير من الكثير المنقطع.
        Dalam proses pembelajaran sering kami dapati teman atau murid yang menemukan sebuah kalimat yang tak dia ketahui sebagian arti kosa katanya, lalu dia berharap dapat jawaban praktis dengan berucap, "Ustadz tolong bantu terjemahin kata-kata ini dan sekalian dikasih harokatnya ya", jika sedang banyak waktu luang maka biasanya saya bantu semaksimal mungkin mengharokati dan menerjemahkannya, misal:
الْعَيْنُ قَدْ تَنْسَى مَنْ رَأَتْ وَلَكِنَّ الْقَلْبَ يَذْكُرُ دَائِمًا مَنْ نَزَلَ بِهِ
            "Mata bisa saja melupakan siapa saja yang pernah dilihatnya, akan tetapi hati akan selalu mengenang siapapun yang pernah singgah padanya."
###
               Tapi tahukah anda bahwa guru anda akan lebih suka ketika model pertanyaan anda seperti ini: "Ustadz, sudah betulkah harokat dan terjemah yang saya tulis?", artinya disana ada usaha anda untuk bisa membaca dan menerjemah dengan benar, bukan sekedar "terima beres", bertanyalah dengan cara bertanya yang membuat kemampuan anda meningkat, bukan cara bertanya yang menyelesaikan masalah anda sesaat, tapi ketika ada masalah lagi anda tak bisa menyelesaikannya sendiri.
              Dalam buku panduan pengajaran bahasa arab bagi non penutur disebutkan bahwa hendaknya seorang guru tak menjadi satu-satunya pahlawan di kelas; dalam artian yang terlihat pintar cuma gurunya; guru yang baca, guru yang menerjemahkan dan guru yg menjelaskan, sedangkan murid hanya menjadi pendengar setia dan pencatat harokat dan terjemah. Guru diharapkan mampu menciptakan pahlawan-pahlawan lain di kelas; biarkan murid yang baca, murid yang menerjemahkan dan menjelaskan, guru hanya perlu membetulkan bagian yang keliru.
                Ketika mengajar saya sering mendapati murid bertanya arti:
اُطْلُبِ الْعِلْمَ وَلَا تَكْسَلْ فَمَـا * * * أَبْعَـدَ الخيرَاتِ عَنْ أهـلِ الكَسَلْ
                Lalu saya jawab: "Coba dulu baca dan terjemahkan sebisa anda, saya yakin kosakata yang anda ketahui lebih banyak daripada yang tidak anda ketahui, misal ilmu saya yakin anda tahu, khoirot pasti anda juga tahu, ahli juga mustahil anda tidak tahu, tanyakan pada sya kata yang anda tidak tahu saja, lalu cobalah terjemah sendiri, kalau ada yng salah baru saya betulkan." Terkadang murid merasa tak mampu memahami suatu kalimat seutuhnya hanya karena ada beberapa kata yang asing baginya, maka perlu diingat dan diamalkan;
مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ جُلُّهُ
                "Apa yang tidak bisa diperoleh secara utuh, sebagian besarnya jangan ditinggalkan"
Lakukan apa yang dimampu, minta pertolonga hanya pada bagian yang benar-benar tidak anda kuasai saja, agar anda tidak berpangku tangan dan menantikan bantuan sepanjang waktu. Saya rasa wakil gubernur Jakarta mencanangkan program Ok-oce terinspirasi dari hal tersebut, mungkin beliau berharap warga Jakarta tidak berpangku tangan menunggu Bantuan Langsung Tunai atau Kartu Jakarta Pintar semata, tapi beliau ingin menciptakan masyarakat yang mampu menciptakan peluang usaha sendiri.
                Dalam belajar ada sebuah kaidah penting yang harus selalu diingat dan diamalkan;
لَا تُعْطِنِيْ سَمَكَةً وَلَكِنْ عَلِّمْنِيْ كَيْفَ أَصْطَادُ
                "Jangan kau beri aku ikan, tapi ajari aku bagaimana cara memancing"






































Komentar

Postingan Populer