Harus dihapal atau cukup dicatat?
Banyak
orang merasa bahwa menghapal itu berat, sehingga mereka tak akan sanggup,
biarkan para ustadz saja yang melakukannya.. maka di akhir kisah banyak contoh
kalimat yang pernah mereka pelajari sebelumnya hanya menjadi pajangan di rak
buku, jika ditanya orang tentang contoh tersebut dia harus kembali membuka
bukunya. Oleh karenanya salah seorang ulama bernama 'Abdurrozaq ibnu Hammam
mengingatkan:
كُلُّ
عِلْمٍ لا يَدْخُلُ مَعَ صَاحِبِهِ الْحَمَّامَ فَلا تَعُدَّهُ
"Setiap ilmu yang tidak ikut masuk kamar mandi bersama pemiliknya tidak perlu dianggap sebagai ilmu"
Terkait dengan pembelajaran bahasa arab,
kadang kita dapati beberapa murid lebih suka mencatat pelajaran, kalau ada satu
kosa kata yang tidak diketahui segera ia layangkan request, "tarjim ma'na
hadzihil kalimati ya ustadz" lalu segera dia catat arti kata yang
disampaikan oleh sang ustadz.
Lalu setelah itu apakah dibaca-baca lagi
di rumah dan dihapalkan? Sebagian besar kami dapati murid kami dulu lebih suka
mengoleksi terjemahan kata dalam buku tulisnya dan memahaminya daripada menghapalkannya,
padahal sudah sejak lama kita dengar;
الْعِلْمُ
فِيْ الْقَلــْــبِ لَــيْـسَ فِيْ الْكُتُــــبِ ----------
فَلَا
تَكُنْ مُغْرَمًا بِاللَّهْوِ وَاللَّعِبِ
فَاحْفَظْهُ
وَافْهَمْهُ وَاعْمَلْ كَيْ تَفُوْزَ بِهِ ----------- فَالْعِلْمُ
لَا يُجْتَبَى إلَّا مَعَ التَّـعَبِ
"Ilmu itu seharusnya disimpan di dalam
hati, bukan di dalam buku,
Maka jangan sampai kau merugi karena senda
gurau dan bermain-main
Hapalkanlah ilmu serta pahami dan amalkan,
agar kau beruntung karenanya
Karena ilmu tak bisa diperoleh kecuali bila
kau sabar menanggung rasa letih"
Apabila
anda bertanya apa cara paling mudah untuk menghapal? Maka jawabannya adalah
bacalah berulang kali dan praktekkan (minimal ulang satu kali setiap anda selesai
menunaikan sholat fardhu), khusus untuk percakapan bahasa arab kalau bisa
carilah lawan latih tanding (Sparring partner) bila tidak ada maka minimal
praktekkan percakapan dengan diri anda sendiri (Talk to your self).
Jika
kehadiran anda setiap harinya di kelas untuk mendengarkan ustadz menerangkan
pelajaran tidak bisa menambah kemampuan berbicara anda dan tidak pula meperkaya
wawasan ilmu yang anda peroleh maka koreksilah diri anda, barangkali ada yang
keliru dari cara belajar anda sehingga sulit bagi anda menghapalkan ilmu, atau bisa
jadi ada kelakuan anda di luar kelas yang menghalangi ilmu masuk ke dalam hati
anda. Seperti yang pernah disampaikan Imam Asy-syafi'iy:
شَكَوْتُ
إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي ------ فَأرْشَدَنِي
إلَى تَرْكِ المعَاصِيْ
وَأخْبَرَنِي
بأَنَّ العِلْمَ نُورٌ ------- ونورُ الله
لا يهدى لعاصي
"Aku
mengadukan buruknya hapalanku kepada Imam Waki' tentang buruknya hapalanku,
maka beliau menyuruhku untuk meninggalkan maksiat.
Lalu beliau mengabarkan padaku bahwa
ilmu adalah cahaya, dan cahaya Alloh tidak akan diberikan pada pendosa.
بارك الله فيك ياا أستاذ
BalasHapusوفيكم بارك الله، أتمنى أن تشاركني في هذا الموقع بالملاحظة والنقد وإفادتي بكتابتكم إذا أمكن
BalasHapus